Text
Selimut Debu: Impian dan Kebanggaan dari Negeri Perang Afghanistan
Afghanistan. Nama negeri itu sudah bersinonim dengan perang tanpa henti, kemiskinan, maut, bom bunuh diri, kehancuran, perempuan tanpa wajah, dan ratapan pilu. Nama yang sudah begitu tidak asing, namun tetap menyimpan misteri yang mencekam.
Pada setiap langkah di negeri ini, debu menyeruak ke rongga mulut, kerongkongan, lubang hidung, kelopak mata,. Bulir-bulir debu yang hampa tanpa makna, tetapi menjadi saksi pertumpahan darah bangsa-bangsa, selama ribuan tahun.
Aura petualangan berhembus dari gurun gersang, gunung salju, padanh hijau, lembah kelam, langit biru, danau ajaib, hingga ke sungai yang menggelegak hebat. Semangat terpancar dari tatapmata lelaki berjenggot lebat dalam balutan serban, derap kaki kuda yang mengentak, gemercik teh, gtawa riang para bocah, impian para pengungsi, peninggalan peradaban, hingga letupan bedil Kalashnikov.
B01393 | 910.4 WIB s | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain